Penjualan Angsuran


Penjualan Angsuran

I.                   Pendahuluan
Metode penjualan  angsuran pada  mulanya berasal  dari penjualan   rumah pada perusahaan   real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan (seperti mobil, motor), mesin,  alat-alat rumah tangga (seperti kulkas, mesin cuci, ac, tv, dsb) dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar.
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut.
Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan.       
 Bagi akuntan, penjualan angsuran menimbulkan beberapa masalah. Masalah utama adalah : “membandingkan antara beban dan pendapatan(matching of costs and revenues), yaitu :
a.                 Apakah laba kotor dari  penjualan angsuran dianggap telah direalisasi pada saat terjadinya penjualan ataukah harus diakui selama masa kontrak angsuran tersebut?
b.                 Apa yang harus dilakukan terhadap beban sehubungan dengan penjualan angsuran yang terjadi pada periode setelah penjualan tersebut?
c.                 Bagaimana menangani persoalan piutang usaha angsuran yang tidak dapat tertagih, pertukaran, dan pemilikkan kembali barang angsuran?

II.                Pengertian Penjualan Angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya, maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.
Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi, mungkin saat akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survei atas pembeli dan memperoleh hasil yang baik. Karena penagihan piutang usaha angsuran memakan waktu yang cukup lama (beberapa periode), hal tersebut kemungkinan dapat merubah hasil survei yang telah dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya akan membuat kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan hak kepada penjual untuk menarik kembali barang yang telah di jual dari pembeli.
Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau hilang, pihak penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk diasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.
Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak penjualan angsuran, sebagai berikut :
1.      Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya sudah lunas.
2.      Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kapada si penjual.
3.      Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akta kepercayaan (trust deed / trust indenture).
4.      Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpidah kepada pembeli.

Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas dilaksanakan untuk barang-barang tidak bergerak / barang yang bukan barang dagang, seperti : gedung, tanah, dan aktiva-aktiva tetap lainnya. Apabila terjadi tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli, maka penjual tetap memiliki hak untuk memiliki kembali barang yang dijualnya, tetapi nilainya sisa barang itu mungkin akan lebih rendah dari nilai barang berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan perjanjian yang ada sehingga pemilikan kembali tersebut dapat menimbulkan kerugian.
Untuk  mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi pemilikan kembali, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut :
1.                Besarnya pembayaran pertama atau down payment harus cukup untuk menutup besarnya semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas.
2.                Jangka waktu pembayaran di antara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
3.                Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya. 

Sehubungan dengan banyaknya resiko yang mungkin akan dijumpai oleh penjual atau dengan kata lain adanya kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka diperlukan beberapa solusi terbaik untuk mengatasi resiko-resiko tersebut. Solusi tersebut antara lain :
1.      melakukan survei atas pembeli.
2.      membuat kontrak jual-beli (security agreement) yang isi kontrak tersebut berlainan untuk setiap bidang usaha.
3.      mengasuransikan barang angsuran tersebut.
4.      menetapkan periode pembayaran cicilan yang tidak terlalu panjang, misalnya tiap bulan.
5.      uang muka harus dapat melebihi penurunan nilai barang.
6.      beli sewa (lease-purchase) artinya barang-barang yang dibeli secara angsuran yang sudah berada di tangan pembeli dianggap barang sewaan sampai semua biaya dalam Perjanjian dibayar lunas, barulah hak milik berpindah kepada pembeli.
7.      dan lain-lain.

III.             Metode Pengakuan Laba Kotor Pada Penjualan Angsuran
Untuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena beban sehubungan dengan penjualan angsuran tersebut tidak hanya terjadi pada saat penjualan angsuran tersebut dilakukan, melainkan akan terjadi sepanjang penjualan angsuran tersebut belum dilunasi.
Sesuai dengan konsep akuntasni yaitu membandingkan antara beban dengan pendapatan, maka pada saat penjualan angsuran dapat ditentukan nilai dari penjualan, harga pokok dan beban yang terjadi pada periode tersebut. Karena penagihan penjualan angsuran meliputi beberapa periode, timbul masalah bagaimana beban yang terjadi pada periode berikutnya (misalkan beban penagihan, administrasi, perbaikan dan pemilikan kembali) sehubungan penagihan piutang usaha angsuran tersebut.
Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya dapat dilakukan dengan  dua metode, yaitu :
1.      Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran. 
2.      Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.      
               
1.      Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran
Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.
Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang.
Jika Aktiva Tetap dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut.
Jurnalnya adalah:
Piutang usaha angsuran                                                           xxxxxx
            Aktiva Tetap                                                                          xxxxxx
                  Laba atas penjualan aktiva tak gerak                                      xxxxxx
Pada metode ini memakai asumsi bahwa seluruh beban sehubungan dengan penjualan angsuran terjadi pada periode yang sama dengan penjualannya. Mengenai beban pada periode berikutnya, yaitu misalnya beban tidak tertagihnya piutang dan lain sebagainya, harus diestimasi pada periode terjadinya penjualan nagsuran yaitu dengan mendebit perkiraan beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti penyisihan biaya penjualan angsuran dan penyisihan piutang angsuran.
                  Jurnalnya adalah:
                        Beban usaha                                                                            xxxxxx
                                    Penyisihan piutang angsuran                                                   xxxxxx
Jika pada periode berikutnya penjualan angsuran tersebut terjadi, perkiraan penyisihan tersebut   akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang usaha yang tidak tertagih akan dikredit.
Jurnalnya adalah:
      Penyisihan piutang angsuran                                                   xxxxxx                                    Kas                                                                                    xxxxxx
            Piutang usaha angsuran                                                           xxxxxx

2.      Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas (proporsional)
Dalam metode ini laba kotor diakui sesuai dengan realisasi penerimaan kas dari penjualan angsuran yang diterima pada periode akuntansi yang bersangkutan.
Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah:
a.          Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan. Prosedur ini dianggap sangat konservatif. Dapat didukung jika timbul keraguan mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali, baik yang berkaitan dengan saldo atau sisa kontrak cicilan maupun yang berkaitan dengan barang-barang yang terkena pemilikan kembali.
b.         Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian harga pokok (Cost).
c.           Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan akan selalu sejalan dengan tingkat pembayaran angsuran selama jangka perjanjian.
Metode ini memberikan kemungkinan untuk mengakui, keuntungan prosporsional dengan tingkat penerimaan pembayaran angsuran. Di dalam akuntansi prosedur demikian dikenal dengan metode angsuran atau dasar angsuran (installment method or installment basis).
  Pada metode ini jika Aktiva Tetap dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit perkiraan piutang usaha angsuran dan mengkredit harta yang bersangkutan serta mengkredit laba kotor yang ditangguhkan (yang belum direalisasi).
Jurnalnya adalah:
       Piutang usaha angsuran                                                          xxxxxx
                  Aktiva Tetap                                                                          xxxxxx
                  Laba kotor yang ditangguhkan (yang belum direalisasi)        xxxxxx
     
      Mengenai penagihan piutang usaha angsuran tersebut akan dicatat dengan mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan piutang usaha
 Jurnalnya adalah:
      Kas                                                                                          xxxxxx
                  Piutang usaha angsuran                                                           xxxxxx
     Selanjutnya pada akhir periode, saat dilakukan jurnal penyesuaian akan dicatat sbb:
Jurnalnya adalah:
Laba kotor yang belum direalisasi                                          xxxxxx
            Laba kotor yang direalisasi                                                     xxxxxx

Laba kotor yang belum direalisasi adalah selisih antara penjualan angsuran dengan harga pokoknya. Laba kotor yang belum direalisasi akan direalisasi pada saat penerimaan piutang usaha angsuran yaitu dengan mengalikan presentase laba kotor dengan kas yang diterima dari piutang usaha angsuran tersebut.
Untuk menghitung presentase laba kotor yaitu dengan membagi laba kotor yang belum dieralisasi dengan penjualan angsuran yang bersangkutan dan hasilnya dikalikan 100%.
Laba kotor ditangguhkan  = Penjualan – HPP (Harga Pokok Penjualan)
% Laba kotor =  (Laba kotor yang belum direalisasi : Penjualan angsuran) x 100% 

Contoh soal:
1.      PT Osaka telah membeli sebuah tanah di daerah Jakarta dengan harga perolehan Rp. 170.000.000,00. di samping itu PT Osaka juga membayar biaya-biaya lainnya seharga Rp. 10.000.000,00
Pada tanggal 1 mei 2000, PT Handoko membeli tanah tersebut seharga Rp. 240.000.000,00. PT Handoko membayar uang muka sebesar Rp. 40.000.000,00 dan sisanya akan dibayar angsuran sebanyak 10 kali setengah tahunan, setiap kali angsuran Rp. 20.000.000,00. PT Osaka mengenakan bunga 18% pertahun terhadap sisa angsuran. Komisi dan beban penjualan dibayar tunai sebesar 2% dari harga jual. Periode akuntansi perusahaan sama dengan tahun fiskal.
 Diminta : Catatlah transaksi-transasksi tersebut ke dalam jurnal untuk tahun 2000 dan 2001, dengan menggunakan  metode:
a.                   Laba kotor diakui pada saat penjualan
b.                  Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas

Jawaban:
a.       Laba kotor diakui pada saat penjualan
1 Mei 2000
·         Penjualan tanah dengan harga jual                    
Piutang usaha angsuran                              Rp. 240.000.000,00
        Tanah                                                                         Rp. 180.000.000,00
        Laba atas penjualan tanah                                         Rp.   60.000.000,00

·         Penerimaan uang muka
Kas                                                                         Rp. 40.000.000,00                 
Piutang usaha angsuran                                             Rp. 40.000.000,00

·         Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)
Beban komisi dan penjualan                       Rp.   4.800.000,00
         Kas                                                                            Rp. 4.800.000,00
        
1 November 2000
·         Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 200.000.000,00)
Kas                                                                         Rp. 38.000.000,00
         Piutang usaha angsuran                                             Rp. 20.000.000,00
         Pendapatan bunga                                                     Rp. 18.000.000,00
            31 Desember 2000
·         Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp. 180.000.000)
Piutang Bunga                                            Rp. 5.400.000,00
Pendapatan bunga                                                     Rp. 5.400.000,00
·         Realisasi Laba kotor
Tidak ada jurnal

·         Ayat jurnal penutup
Laba atas penjualan tanah                          Rp. 60.000.000,00
Pendapatan bunga                                      Rp. 23.400.000,00
         Beban komisi dan penjualan                                      Rp. 4.800.000,00
         Ikhtisar Rugi/Laba                                                     Rp. 78.600.000,00
            1 Januari 2001
·         Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga                                      Rp. 5.400.000,00       
         Piutang bunga                                                            Rp. 5.400.000,00

            1 Mei 2001
·         Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 180.000.000,00)
Kas                                                                         Rp. 36.200.000,00
         Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga                                                       Rp. 16.200.000,00

            1 November 2001
·         Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)
Kas                                                                         Rp. 34.400.000,00
        Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga                                                       Rp. 14.400.000,00

            31 Desember 2001
·         Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x 140.000.000,00)
Piutang bunga                                             Rp. 4.200.000,00
        Pendapatan bunga                                                       Rp. 4.200.000,00

·         Realisasi laba kotor
Tidak ada jurnal


·         Ayat jurnal penutup
Pendapatan bunga                                      Rp. 29.400.000,00
        Ikhtisar rugi laba                                                         Rp. 29.400.000,00

b.      Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas
           
1 Mei 2000
·         Penjualan tanah seharga Rp. 240.000.000,00
Piutang usaha angsuran                              Rp. 240.000.000,00
        Tanah                                                                          Rp. 180.000.000,00
        Laba kotor yang belum direalisasi                              Rp. 60.000.000,00

·         Penerimaan uang muka
Kas                                                             Rp. 40.000.000,00
        Piutang usaha angsuran                                               Rp. 40.000.000,00
·         Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)
Beban komisi dan penjualan                       Rp. 4.800.000,00
        Kas                                                                              Rp. 4.800.000,00

1 November 2000
·         Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 200.000.000,00)
Kas                                                                         Rp. 38.000.000,00
        Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
        Pendapatan bunga                                                       Rp. 18.000.000,00

            31 Desember 2000
·         Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp.180.000.000,00)
Piutang bunga                                             Rp. 5.400.000,00
        Pendapatan bunga                                                       Rp. 5.400.000,00

·         Realisasi Laba kotor
Laba kotor yang belum direalisasi              Rp. 15.000.000,00
        Laba kotor direalisasi                                                  Rp. 15.000.000,00

·         Ayat jurnal penutup
Laba Kotor direalisasi                                Rp. 15.000.000,00
Pendapatan bunga                                      Rp. 23.400.000,00
        Beban komisi dan penjualan                                       Rp. 4.800.000,00
        Ikhtisar rugi/laba                                                         Rp. 33.600.000,00

            1 januari 2001
·         Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga                                      Rp. 5.400.000,00
        Piutang bunga                                                             Rp. 5.400.000,00

            1 Mei 2001
·         Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 180.000.000,00)
Kas                                                                         Rp. 36.200.000,00
        Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
        Pendapatan bunga                                                       Rp. 16.200.000,00

            1 November 2001
·         Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)
Kas                                                             Rp. 34.400.000,00
        Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
        Pendapatan bunga                                                       Rp. 14.400.000,00

            31 Desember 2001
·         Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp. 140.000.000,00)
Piutang bunga                                             Rp. 4.200.000,00
        Pendapatan bunga                                                       Rp. 4.200.000,00
·         Realisasi laba kotor (10% x Rp.40.000.000,00)
Laba kotor yang belum direalisasi              Rp. 10.000.000,00
        Laba kotor direalisasi                                                  Rp. 10.000.000,00


·         Ayat jurnal penutup
Laba kotor direalisasi                                 Rp. 10.000.000,00
Pendapatan bunga                                      Rp. 29.400.000,00
        Iktisar rugi/laba                                                           Rp. 39.400.000,00

Pada penjualan angsuran dengan metode pengakuan laba kotor dilakukan pada saat penjualan terjadi maka laba kotor yang diakui adalah sebesar Rp. 60.000.000,00 pada tahun 2000, yaitu pada saat penjualan terjadi (jurnal tanggal 1 mei 2000) dan tidak diakui lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Sedangkan pada metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas (metode proporsional)  juga akan mengakui laba kotor sebesar Rp. 60.000.000,00 pula. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tahun
Penerimaan Angsuran
Persentase Laba Kotor
Pengakuan Laba Kotor
2000
Rp.   60.000.000
25%
Rp. 15.000.000
2001
Rp.   40.000.000
25%
Rp. 10.000.000
2002
Rp.   40.000.000
25%
Rp. 10.000.000
2003
Rp.   40.000.000
25%
Rp. 10.000.000
2004
Rp.   40.000.000
25%
Rp. 10.000.000
2005
Rp.   20.000.000
25%
Rp.   5.000.000

Rp. 240.000.000

Rp. 60.000.000


Apabila kewajiban tidak dapat dipenuhi oleh pihak pembeli, maka pihak penjual akan menarik kembali harta yang telah dijual. Pencatatan atas penarikan kembali harta tersebut tergantung dari metode pengakuan laba kotor yang digunakan.  Jika laba kotor laba kotor diakui pada saat penjualan terjadi, maka harta yang dimiliki tersebut diakui sebesar harga pasar yang wajar, kemudian membatalkan saldo piutang usaha angsuran dan menimbulkan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali. Jika menggunakan metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas, maka harta yang dimiliki tersebut diakui sebesar harga pasar yang wajar, kemudian membatalkan laba kotor yang belum direalisasi serta saldo piutang usaha angsuran dan menimbulkan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali. Contoh kasus ketidakmampuan pelunasan piutang usaha angsuran adalah:

2.      Mengacu pada soal no 1 bila pada tanggal 1 Mei 2002, PT. Handoko tidak dapat membayar (memenuhi) kewajibannya. PT Osaka kemudian menarik hartanya kembali dan pada tanggal tersebut tanah itu dinilai menurut harga pasarnya yaitu sebesar Rp. 150.000.000,00.
PT. Handoko menerima 5% dari jumlah yang telah dibayarnya tetapi tidak termasuk bunga.
Diminta:  Buatlah perhitungan rugi/laba dan jurnal pemilikan kembali untuk
a.       Laba kotor diakui pada saat penjualan
b.      Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas

Jawaban:
a.       Laba kotor diakui pada saat penjualan
Jumlah piutang yang diterima                                                       Rp. 100.000.000,00
Jumlah yang dikembalikan kepada PT Handoko (5%)                 (Rp. 5.000.000,00)


 
                                                                                                      Rp. 95.000.000,00
Harga pokok tanah            Rp. 180.000.000,00
Nilai pasar                         (Rp. 150.000.000,00)
                                                                                                                                                                 
Penurunan nilai tanah                                                                   (Rp. 30.000.000,00)
Total laba pemilikan kembali                                                         Rp. 65.000.000,00
Laba kotor yang telah diakui                                                        (Rp. 60.000.000,00)
Laba (rugi) pemilikan kembali                                                       Rp. 5.000.000,00

·         Jurnal pemilikan kembali 
Tanah                                                                    Rp. 150.000.000,00
      Kas                                                                                          Rp.     5.000.000,00
      Piutang usaha angsuran                                                           Rp. 140.000.000,00    Laba atas pemilikan kembali                                                 Rp.     5.000.000,00   
b.      Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas
Jumlah piutang yang diterima                                                       Rp. 100.000.000,00
Jumlah yang dikembalikan (5%)                                                 (Rp.     5.000.000,00)
                                                                                                      Rp. 95.000.000,00
Harga pokok tanah            Rp. 180.000.000,00
Nilai pasar                         (Rp. 150.000.000,00)
Penurunan nilai tanah                                                                    (Rp. 30.000.000,00)
Total laba pemilikan kembali                                                        Rp. 65.000.000,00
Laba kotor yang telah diakui                                                        (Rp. 25.000.000,00)
Laba (Rugi) karena pemilikan kembali                                         Rp. 40.000.000,00

·         Jurnal pemilikan kembali
Tanah                                                              Rp. 150.000.000,00
Laba kotor yang belum direalisasi                  Rp.   35.000.000,00
            Kas                                                                              Rp.     5.000.000,00    Piutang usaha angsuran                                              Rp. 140.000.000,00
Laba atas pemilikan kembali                                       Rp.   40.000.000,00

Untuk kedua metode di atas masih diperlukan jurnal lagi, yaitu jurnal untuk menutup pendapatan bunga sebesar Rp. 4.200.000,00 sebagai kerugian.
·         Ayat jurnal pembalik
1 Januari 2002
Pendapatan bunga                                           Rp. 4.200.000,00
            Piutang bunga                                                                         Rp. 4.200.000,00

·         Ayat jurnal penutup
Laba Ditahan                                                 Rp. 4.200.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 4.200.000,00

IV.             PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PENJUALAN ANGSURAN
A.    Neraca
Penyusunan neraca pada perusahan yang melakukan penjualan nagsuran sama dengan penjualan biasa, hanya terdapat hal yang harus dieprhatikan adalah:
1.         Piutang usaha angsuran biasanya dikelompokkan sebaagi aktiva lancar dan harus dijelaskan pada penjelasan laporan keuangan atau dengan catatan kaki yang mengungkapkan tanggal jatuh temponya. Hal ini dengan asumsi bahwa definisi dari aktiva lancar adalah sumber-sumber yang diharapkan dapat direalisir menjadi kas atau dijual. Maka jangka waktu piutang usaha angsuran tersebut diabaikan.
2.         Laba kotor yang belum direalisasikan dapat dikelompokkan:
a)      Kelompok kewajiban atau pendapatan yang belum direalisasi.
b)      Pengurang piutang usaha angsuran.
c)      Kelompok modal yang menjadi bagian dari laba yang ditahan
Cara yang paling umum adalah laba kotor yang belum direalisasi dicatat sebagai kelompok kewajiban.

B.     Laporan Rugi/Laba dan Daftar analisa realisasi laba kotor
Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan angsuran, harus dipisahkan antara penjualan biasa dengan angsuran. Laba kotor penjualan angsuran periode tersebut dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum direalisasi pada akhir periode, yang menghasilkan laba kotor periode tersebut yang telah direalisasi.

V.                PENGAKUAN LABA PENJUALAN ANGSURAN DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN
·         Undang-undang Perpajakan No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Menurut salah satu metode penjualan angsuran bahwa laba kotor diakui sejalan dengan tagihan uang kas yang diterima, sehingga laba kotor akan diakui untuk beberapa periode fiskal. Sedangkan menurut pajak penghasilan sesuai dengan undang-undang no.7 bahwa laba hasrus diakui pada saat penjualan dilakukan. Sehingga terdapat perbedaan persepsi antara laba menurut metode penjualan angsuran dengan undang-undang pajak penghasilan.
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia pasal 9 tentang pajak penghasilan, yaitu:
a)         Dalam Perhitungan rugi/laba, jumlah pajak penghasilan dapat dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak, dengan tarif sebagaimana ditetapkan oleh fiskus.
b)         Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih perhitungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak), yang disebabkan “perbedaan waktu” pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak akan ditampung ke dalam pos “pajak penghasilan yang ditangguhkan” dan dialokasikan pada beban pajak pengahsilan tahun-tahun berikutnya. Sehingga dengan demikian jika perusahaan menghitung laba menurut metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas hasil penjualan angsuran, maka selisih antara pajak penghasilan perusahaan dengan pajak pengahsilan menurut fiskus ditampung dalam perkiraan pajak penghasilan yang ditangguhkan (belum direlisasi).  

Contoh soal:
1.      Bila PT Handoko mendapatkan laba untuk tahun 1999 sebesar Rp. 10.250.000,00. Sedangkan menurut undang-undang pajak penghasilannya adalah Rp. 9.500.000,00. Buatlah jurnal untuk menyesuaikannya!
Pajak penghasilan menurut perusahaan                             Rp. 10.250.000,00
Pajak pengahsilan menurut UU pajak penghasilan           Rp.   9.500.000,00
Selisih                                                                                Rp.      750.000,00
·         Jurnal untuk mencatat pembebanan pajak tersebut
Ikhtisar rugi/laba                          Rp. 10.250.000,00
     Hutang pajak (PPh pasal 29)                           Rp. 9.500.000,00
     Pajak penghasilan yang ditangguhkan            Rp. 750.000,00

Jika perusahaan menggunakan metode pengakuan laba kotor pada saat penjualan angsuran, maka tidak terdapat perbedaan antara laba menurut perusahaan dengan laba menurut pajak.

·         Undang-undang perpajakan No.8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Untuk perusahaan dagang umumnya dan perusahaan dagang angsuran harus ditetapkan apakah perusahaan tersebut adalah pengusaha kena pajak (PKP) atau non PKP.
Bila perusahaan tersebut adalah PKP, maka untuk seluruh penjualan barang dagangnya harus dikenakan PPN. Dan bila merupakan non PKP maka tidak boleh dipungut PPN. PPN yang dikenakan atas nilai jual ini disebut sebagai PPN keluaran. Sedangkan PPN atas barang yang dibeli merupakan PPN masukkan.  PPN masukkan dapat dikreditkan dengan PPN keluaran.
Selain itu perusahaan juga membayar pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bila barang yang dibeli merupakan kategori barang mewah.  Tarif ini berkisar anatar 10% - 30%.  PPnBM ini dikenakan hanya sekali pada pengusaha dan tidak daoat dikreditkan dengan PPN keluarannya sehingga harus dimasukkan sebagai harga pokok barang yang dibelinya.      

VI.             BUNGA PADA PENJUALAN ANGSURAN
Dalam penjualan angsuran pihak penjual biasanya juga memperhitungkan bunga atas saldo angsuran  yang belum dibayar disamping memperhitungkan laba.
      Bunga dalam penjualan angsuran harus dipisahkan dari pengakuan laba kotor dari hasil usaha bagi pihak penjual, sedangkan untuk pihak pembeli unsur bunga harus dipisahkan dari harga perolehan dari barang angsuran yang dimilikinya.
Dalam menghitung bunga, dapat dilakukan denagn beberapa cara, yaitu:
a)      Bunga dihitung dari saldo pokok pinjaman yang belum dilunasi selama jangka waktu angsuran (bunga dihitung dari saldo menurun), disebut Long End Interest.
b)      Bunga dihitung dari akumulasi pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo (tidak termasuk uang muka) yang dihitung sejak pembayaran angsuran pertama sampai dengan paling akhir, disebut Short End Interest.
c)      Bunga dihitung secara anuitet. Setiap periode sama besarnya dan di dalam setiap pembayaran angsuran mengandung unsure pelunasan angsuran dan bunga.
d)     Bunga selama masa pembayran angsuran diitung dari harga kontrak awal setelah diperhitungkan dnegan uang muka.

Contoh Soal:
PT Handoko menjual tanahnya secara angsuran. Pada tanggal 1 Februari 1998, dijual tanah secara angsuran dengan harga jual sebesar  Rp. 10.000.000,00. Pembeli membayar uang muka sebesar Rp. 1.000.000,00 dan sisanya dibayar secara angsuran sebanyak 10 kali bulanan dengan bunga sebesar 12% pertahun. Harga perolehan tanah adalah Rp. 8.000.000,00.  Buat perhitungan bunga dan jurnal yang diperlukan untuk 3 bulan pertama !
Jawaban:
1.         Bunga dihitung dari saldo pokok pinjaman yang belum dilunasi selama jangka waktu angsuran.
Pada cara ini bunga yang dibebankan pada setiap kali angsuran dihitung dari saldo pokok pinjaman awal periode tersebut. Bunga yang dibayar setiap periode akan makin lama makin kecil, sesuai dengan makin kecilnya saldo pinjaman penjualan angsuran tersebut.
Perhitungan bunga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tgl
Angsuran Pokok
Bunga 1 % per bulan
Jumlah yang harus dibayar
Saldo Pokok Pinjaman
1/2/98



10.000.000
1/2/98
1.000.000

1.000.000
9.000.000
1/3/98
900.000
90.000
990.000
8.100.000
1/4/98
900.000
81.000
981.000
7.200.000
1/5/98
900.000
72.000
972.000
6.300.000
1/6/98
900.000
63.000
963.000
5.400.000
1/7/98
900.000
54.000
954.000
4.500.000
1/8/98
900.000
45.000
945.000
3.600.000
1/9/98
900.000
36.000
936.000
2.700.000
1/10/98
900.000
27.000
927.000
1.800.000
1/11/98
900.000
18.000
918.000
900.000
1/12/98
900.000
9.000
909.000
0

Jurnal
1/2/98
Kas
1.000.000


Piutang Angsuran
9.000.000



Peralatan

8.000.000


Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
2.000.000





1/3/98
Kas
990.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

90.000





1/4/98
Kas
981.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

81.000





1/5/98
Kas
972.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

72.000

2.         Bunga dihitung dari akumualsi pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo  (tidak termasuk uang muka)
Cara ini menghitung bunga dari akumulasi pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo. Dengan demikian bunga yang dibebankan makin lama makin besar, seiirng dengan makin membesarnya akumulasi pembayaran angsuran tiap periode.
Pembayaran bunga dengan metode ini tidak sesuai dengan system bunga accrual. Pada sitem tersebut, bunga dihitung dari saldo pinjaman yang belum dilunasi dan bukan dari akumualsi angsuran yang jatuh tempo. Oleh karena itu jika perusahaan membuat laporan keuangan tiap akhir periode, maka harus dilakukan penyesuaian atas bunga menurut system accrual.
Perhitungan bunga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tgl
Angsuran Pokok
Bunga 1 % per bulan
Jumlah yang harus dibayar
Saldo Pokok Pinjaman
1/2/98



10.000.000
1/2/98
1.000.000

1.000.000
9.000.000
1/3/98
900.000
9.000
909.000
8.100.000
1/4/98
900.000
18.000
918.000
7.200.000
1/5/98
900.000
27.000
927.000
6.300.000
1/6/98
900.000
36.000
936.000
5.400.000
1/7/98
900.000
45.000
945.000
4.500.000
1/8/98
900.000
54.000
954.000
3.600.000
1/9/98
900.000
63.000
963.000
2.700.000
1/10/98
900.000
72.000
972.000
1.800.000
1/11/98
900.000
81.000
981.000
900.000
1/12/98
900.000
90.000
990.000
0

Jurnal
1/2/98
Kas
1.000.000


Piutang Angsuran
9.000.000



Peralatan

8.000.000


Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
2.000.000





1/3/98
Kas
909.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

9.000





1/4/98
Kas
918.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

18.000





1/5/98
Kas
927.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

27.000

3.               Bunga dihitung secara anuitet
Pada cara ini pembayaran setiap periodenya sama besarnya, dan setiap pembayran tersebut meliputi pembayran pokok pinjaman dan pembayran bunga. Pembayaran dengan cara ini disebut sebagai pembayaran anuitet. Untuk mencari jumlah pembayran anuitet setiap periode digunakan rumus:
T    =   Jumlah angsuran yang belum lunas
                        T = Ann    1- 1/(1 + i )n                             Ann= Pembayaran angsuran setiap periode 
                          i                                 n  = Jumlah periode angsuran; 
i  =  Bunga per periode
                        Dalam contoh diatas maka pembayaran anuitet dapat dicari sebagai berikut :
                        Rp. 9.000.000 = Ann    1- 1/(1+1%)10
                                                                                                1%

                        Rp. 9.000.000 = Ann x  9,4713045
                        Ann =  950.238, 692 dibulatkan menjadi 950.239
Tgl
Angsuran Pokok
Bunga 1 % per bulan
Jumlah yang harus dibayar
Saldo Pokok Pinjaman
1/2/98



10.000.000
1/2/98
1.000.000

1.000.000
9.000.000
1/3/98
860.239
90.000
950.239
8.139.761
1/4/98
868.841
81.398
950.239
7.270.920
1/5/98
877.530
72.709
950.239
6.393.390
1/6/98
886.305
63.934
950.239
5.507.085
1/7/98
895.168
55.071
950.239
4.611.917
1/8/98
904.120
46.119
950.239
3.707.797
1/9/98
913.161
37.078
950.239
2.794.636
1/10/98
922.293
27.946
950.239
1.872.343
1/11/98
931.516
18.723
950.239
940827
1/12/98
940.827
9.412
950.239
0

Jurnal
1/2/98
Kas
1.000.000


Piutang Angsuran
9.000.000



Peralatan

8.000.000


Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
2.000.000





1/3/98
Kas
950.239



Piutang Angsuran

860.239


Pendapatan Bunga

90.000





1/4/98
Kas
950.239



Piutang Angsuran

868.841


Pendapatan Bunga

81.398





1/5/98
Kas
950.239



Piutang Angsuran

877.530


Pendapatan Bunga

72.709

4.            Bunga selama masa pembayaran angsuran dihitung dari harga kontrak awal setelah diperhitungkan dengan uang muka.
Pada cara ini bunga untuk setiap periode dihitung dari saldo awal pokok pinjaman setelah dikurangi dengan uang muka. Sehingga dengan demikian buinga yang dibebankan untuk setiap periode sama besarnya dan jumlah angsuran ditambah bunga periode terebut akan menghasilkan jumlah yang sama besar pula.
                        Contoh terkait diatas:
                        Bunga untuk setiap periode      = 1% x Rp. 9.000.000,00  = Rp.  90.000,00 
                        Angsuran untuk setiap periode = Rp. 900.000 + Rp. 90.000,00 = Rp. 990.000,00
                        Tabel perhitungan bunga
Tgl
Angsuran Pokok
Bunga 1 % per bulan
Jumlah yang harus dibayar
Saldo Pokok Pinjaman
1/2/98



10.000.000
1/2/98
1.000.000

1.000.000
9.000.000
1/3/98
900.000
90.000
990.000
8.100.000
1/4/98
900.000
90.000
990.000
7.200.000
1/5/98
900.000
90.000
990.000
6.300.000
1/6/98
900.000
90.000
990.000
5.400.000
1/7/98
900.000
90.000
990.000
4.500.000
1/8/98
900.000
90.000
990.000
3.600.000
1/9/98
900.000
90.000
990.000
2.700.000
1/10/98
900.000
90.000
990.000
1.800.000
1/11/98
900.000
90.000
990.000
900.000
1/12/98
900.000
90.000
990.000
0

Jurnal
1/2/98
Kas
1.000.000


Piutang Angsuran
9.000.000



Peralatan

8.000.000


Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
2.000.000





1/3/98
Kas
990.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

90.000





1/4/98
Kas
990.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

90.000





1/5/98
Kas
990.000



Piutang Angsuran

900.000


Pendapatan Bunga

90.000

Dari keempat cara di atas, bila dipandang dari sudut perusahaan yang melakukan penjualan angsuran, maka cara yang terakhir yang menghasilkan bunga lebih besar dari cara yang lainnya. Biasanya dalam dunia usaha penjualan angsuran digunakan metode anuitas atau dengan menggunakan bunga flat.




VII.          Hubungan Penjualan Angsuran Dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Dalam hubungannya dengan SAK, penjualaan angsuran dapat dikatakan berhubngan dengan:
a.    PSAK NO. 16 tentang Aktiva Tetap Dan Aktiva Lain-Lain
Hal ini dikarenakan, kebanyakan penjualan angsuran adalah aktiva tetap sebuah perusahaan, seperti : gedung, tanah, peralatan. Dalam penjualan aktiva tetap ini akan muncul piutang dan bunga. 
b. PSAK NO. 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
Hal ini dikarenakan, penjualan angsuran pada mulanya adalah penjualan real estat, ditambah lagi penjualan real estat sampai sekarang masih merupakan cicilan, jarang sekali yang membayar langsung karena begitu besar biaya yang harus dikeluarkan sehingga lebih baik di cicil.
      c. PSAK NO. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan
Hal ini dikarenakan, dalam perhitungan pajak penghasilan dari sebuah perusahaan, kadang kala terdapat selisih pajak dan juga pengaturan atas selisih pajak ini harus disesuaikan sehingga tidak menimbulkan suatu kerancuan.
       d. PSAK NO. 47 tentang Akuntansi Tanah
Hal ini dikarenakan, dalam prakteknya tanah adalah suatu aktiva yang banyak diperjual belikan dengan angsuran, karena mahalnya harga tanah terlebih lagi di kota besar.
                   e. PSAK NO. 48 tentang Penurunan Nilai Aktiva
            Hal ini dikarenakan, dalam penjualan angsuran bila si pembeli tidak mampu membayar maka akan terdapat pemilikan kembali akan aktiva tersebut dan biasanya harganya cendenrung menurun dari harga sewaktu menjual aktiva tersebut secara angsuran.

VIII.       Variasi Soal
1.      PT Surken yang bergerak dalam bidang ekspor impor akan menjual aktiva tetap miliknya, yaitu 3 bidang tanah di Irian, Maluku dan di Sulawesi.
a.    Tanah di Irian berharga pokok Rp. 190.000.000,00 dan akan dibeli oleh PT Handoko seharga Rp. 250.000.000,00. Disamping itu PT Surken membayar komisi dan beban penjualan sebesar 1 % dari harga jual. Rencananya penjualan akan menggunakan metode cicilan yang mangakui laba kotor pada saat penjualan, PT Handoko akan mencicil pembayaran sebanyak 5 kali setengah tahunan dan PT Surken mengenakan bunga sebesar 12 % atas cicilan tersebut serta PT Handoko telah membayar Rp. 50.000.000,00. Sebelumnya PT Surken juga telah membayar Rp. 10.000.000,00 untuk biaya pengurusan tanah yang di Irian tersebut. PT Handoko membeli tanah tersebut tanggal 1 April 1999.
b.   Tanah di Maluku akan dibeli oleh PT Surkep, tanah di Maluku ini rencananya akan dicatat dengan metode laba kotor sejalan dengan penerimaan kas. Harga beli tanah di sana adalah Rp. 145.000.000,00 dan biaya untuk penggantian biaya  surat tanah sebesar Rp. 5.000.000,00. PT Surkep membeli tanah tersebut pada tanggal 29 februari 1998 seharga Rp. 200.000.000,00  dengan cicilan sebanyak 5 kali setengah tahunan dan sudah memberikan uang muka sebesar Rp. 20.000.000,00. Bunga yang dikenakan sebesar 12 %, dan PT Surken membayar komisi dan beban penjualan sebesar 2 % dari harga jual.
c.    Tanah di Sulawesi akan dibeli oleh PT Gadifs. Tanah tersebut memiliki harga beli Rp. 300.000.000,00 (dengan surat-surat). PT Gadifs membeli tanah tersebut tanggal 1 maret 1998 seharga Rp. 400.000.000, dengan metode cicilan yang mengakui laba kotor pada saat penjualan. PT Gadifs juga membayar uang muka sebesar Rp. 100.000.000,00 dan sisanya diangsur 10 kali dan atas angsuran tersebut dikenakan bunga 12%. Untuk beban komisi penjualan PT Surken membayar Rp. 10.000.000,00. Malangnya, PT Gadifs salah dalam berinvenstasi sehingga tanggal 1 maret 2000 tidak mampu memenui kewajibannya. PT Surken terpaksa harus menarik kembali tanahnya, dan pada waktu itu harga tanah tersebut Rp. 250.000.000,00 dan dikembalikan 15% dari jumlah yang telah dibayar.    
Pertanyaan :
Buatlah seluruh jurnal yang mencatat transaksi penjualan tersebut untuk 2 tahun !
Jawaban :
a.      Laba kotor diakui pada saat penjualan
1 April 1999
·         Mencatat penjualan tanah
Piutang usaha angsuran                                   Rp. 250.000.000,00
            Tanah                                                                          Rp. 200.000.000,00
            Laba atas penjualan tanah                                           Rp. 50.000.000,00

·         Mencatat penerimaan uang muka
Kas                                                                  Rp. 50.000.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 50.000.000,00

·         Membayar komisi dan beban penjualan (1% x Rp. 250.000.000,00)
Beban penjualan                                              Rp. 2.500.000,00       
            Kas                                                                              Rp. 2.500.00,00
           
            1 Oktober 1999
·         Mencatat pembayaran angsuran pertama dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 200.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 32.000.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 12.000.000,00

            31 Desember 1999
·         Mencatat jurnal penyesuaian bunga (3/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)
Piutang Bunga                                                Rp. 5.400.000,00
            Pendapatan Bunga                                                      Rp. 5.400.000,00

·         Ayat Jurnal Penutup
Laba atas penjualan tanah                               Rp. 50.000.000,00
Pendapatan bunga                                           Rp. 17.400.000,00
            Beban penjualan                                                          Rp. 2.500.000,00
                        Ikhtisar Rugi/Laba                                                      Rp. 64.900.00,00

1 Januari 2000
·         Mencatat ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga                                           Rp. 5.400.000,00
            Piutang bunga                                                                         Rp. 5.400.000,00

           


          1 April 2000
·         Mencatat pembayaran angsuran kedua dan bunga (6/12 x 12% x   Rp. 180.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 30.800.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 10.800.000,00

            1 Oktober 2000
·         Mencatat pembayaran angsuran ketiga dan bunga
Kas                                                                  Rp. 29.600.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp.20.000.000,00       Pendapatan bunga                                                             Rp.  9.600.000,00
           
            31 Desember 2000
·         Ayat jurnal penyesuaian bunga (3/12 x 12% x 140.000.000,00)
Piutang bunga                                                             Rp. 4.200.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 4.200.000,00

·         Ayat jurnal penutup
Pendapatan bunga                                           Rp. 19.200.000,00     
            Ikhtisar Rugi/Laba                                                      Rp. 19.200.000,00
            1 Januari 2001
·         Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga                                           Rp. 4.200.000,00
            Piutang bunga                                                                         Rp. 4.200.000,00

            1 April 2001
·         Mencatat pembayarn angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 140.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 28.400.000,00     
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 8.400.000,00

b.      Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas
29 Februari 2000
·         Mencatat penjualan tanah
Piutang usaha angsuran                                   Rp. 200.000.000,00                 
            Tanah                                                                          Rp. 150.000.000,00    Laba kotor yang ditangguhkan                          Rp. 50.000.000,00

·         Mencatat penerimaan uang muka
Kas                                                                  Rp.  20.000.000,00    
Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00

·         Membayar beban dan komisi penjualan (2% x Rp. 200.000.000,00)
Beban penjualan                                              Rp. 4.000.000,00
            Kas                                                                              Rp. 4.000.000,00                   
            1 September 2000
·         Dibayar angsuran dan bunga  (6/12 x 12%x 180.000.00,00)
Kas                                                                  Rp. 30.800.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 10.800.000,00
            31 Desember 2000
·         Ayat jurnal Penyesuaian (4/12 x 12% x Rp 160.000.000,00)            
Piutang bunga                                                             Rp. 6.400.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 6.400.000,00

·         Realisasi Laba kotor
% LK = (50jt/200jt) x 100%=25%; LKBD=25% x Rp. 50jt = Rp. 12.500.000,00
Laba kotor yang ditangguhkan                       Rp.12.500.000,00      
            Laba kotor yang direalisasikan                                   Rp. 12.500.000,00

·         Ayat Jurnal Penutup
Laba kotor yang direalisasikan                       Rp. 12.500.000,00
Pendapatan bunga                                           Rp. 17.200.000,00     
            Beban penjualan                                                          Rp. 4.000.000,00
            Ikhtisar Rugi/Laba                                                      Rp. 25.700.000,00

            1 Januari 2001
·         Ayat Jurnal Pembalik
Pendapatan bunga                                           Rp. 6.400.000,00
            Piutang bunga                                                                         Rp. 6.400.000,00
            29 Februari 2001
·         Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 12% x  Rp. 160.000.00,00)
Kas                                                                  Rp. 29.600.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00      Pendapatan bunga                                                            Rp. 9.600.000,00

            1 September 2001
·         Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 140.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 28.400.000,00                              Piutang usaha angsuran                                              Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 8.400.000,00

            31 Desember 2001
·         Ayat jurnal penyesuaian bunga (4/12 x 12% x Rp. 120.000.000,00)
Piutang bunga                                                 Rp. 4.800.000,00       
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 4.800.000,00

·         Realisasi Laba kotor (25% x Rp. 50.000.000,00 – Rp.12.500.000,00  )
Laba kotor yang ditangguhkan                       Rp. 9.375.000,00       
            Laba kotor yang direalisasi                                         Rp. 9.375.000,00

·         Ayat jurnal penutup
Pendapatan bunga                                          Rp. 16.400.000,00
Laba kotor yang direalisasi                             Rp. 9.375.000,00
            Ikhtisar Rugi/Laba                                                      Rp. 25.775.000,00

            1 Januari 2002
·         Ayat Jurnal Pembalik
Piutang Bunga                                                Rp. 4.800.000,00                   
            Pendapatan Bunga                                                      Rp. 4.800.000,00


            29 Februari 2002
·         Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 120.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 27.200.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 7.200.000,00

c.       Laba kotor diakui pada saat penjualan
1 Maret 1998
·         Mencatat penjualan tanah
Piutang usaha angsuran                                   Rp. 400.000.000,00
            Tanah                                                                          Rp. 300.000.000,00
            Laba atas penjualan tanah                                           Rp. 100.000.000,00

·         Mencatat penerimaan uang muka
Kas                                                                  Rp. 100.000.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 100.000.000,00

·         Mencatat beban dan komisi penjualan
Beban penjualan                                              Rp. 10.000.000,00
            Kas                                                                              Rp. 10.000.000,00

            1 September 1998
·         Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 12% x  Rp. 200.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 32.000.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 12.000.000,00
            31 Desember 1998
·         Ayat jurnal penyesuaian (4/12 x 12%x Rp. 180.000.000,00)
Piutang bunga                                                             Rp. 7.200.000,00
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 7.200.000,00

·         Ayat jurnal penutup
Laba atas penjualan tanah                               Rp. 100.000.000,00   
Pendapatan bunga                                           Rp. 19.200.000,00
            Beban penjualan                                                          Rp. 10.000.000,00
            Ikhtisar Rugi/Laba                                                      Rp. 118.200.000,00

            1 Januari 1999
·         Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga                                           Rp. 7.200.000,00
            Piutang bunga                                                                         Rp. 7.200.000,00
            1 Maret 1999
·         Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)
Kas                                                                  Rp. 30.800.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00      Pendapatan bunga                                                             Rp. 10.800.000,00

            1 September 1999
·         Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12%x  Rp. 160.000.000,00)
Kas                                                                  Rp.29.600.000,00
            Piutang usaha angsuran                                               Rp. 20.000.000,00      Pendapatan bunga                                                            Rp.  9.600.000,00
            31 Desember 1999
·         Ayat jurnal penyesuaian bunga (4/12 x 12%x Rp. 140.000.000,00)
Piutang bunga                                                             Rp. 5.600.000
            Pendapatan bunga                                                       Rp. 5.600.000,00

·         Ayat jurnal penutup
Pendapatan bunga                                           Rp. 18.800.000,00     
            Ikhtisar Rugi/Laba                                                      Rp. 18.800.000,00
           
            1 Januari 2000
·         Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga                                           Rp. 5.600.000,00
            Piutang bunga                                                             Rp. 5.600.000,00

            Kemudian PT Gadifs tidak dapat memenuhi kewajibannya, sehingga
            Jumlah piutang yang telah diterima                                                    Rp. 160.000.000,00
            Jumlah yang dikemnbalikan    (15%)                                                (Rp.   24.000.000,00)
                                                                                                                        Rp. 136.000.000,00
            Harga pokok tanah      Rp 300.000.000,00
            Nilai pasar                   (Rp.250.000.000,00)

            Penurunan nilai tanah                                                                          (Rp. 50.000.000,00)


 
            Total laba pemilikan kembali                                                              Rp. 86.000.000,00
            Laba kotor yang telah diakui                                                           (Rp. 100.000.000,00)
            Rugi karena pemilikan kembali                                                           Rp (14.000.000,00)
            Jurnal pemilikan kembali tanah:
            Tanah                                                                          Rp. 250.000.000,00
            Rugi atas pemilikan kembali                                       Rp. 14.000.000,00
                        Kas                                                                                          Rp. 24.000.000,00                  Piutang usaha angsuran                                                            Rp. 240.000.000,00

Contoh soal dan penyelesaian : Penjualan angsuran barang tak bergerak dengan metode laba kotor diakui secara periodik (pada saat penjualan dilakukan)

1 Sept 1990

Dijual mesin (aktiva tetap) kepada PT B dengan harga Rp. 500 juta yang nilai bukunya Rp. 400 juta.

Piutang-PT B                                                                    500.000.000
      Mesin                                                                                                  400.000.000
      Keuntungan penjualan aktiva tetap                                                    100.000.000

Diterima uang muka (d/p) Rp. 100 juta dan sisanya dengan wesel hipotik yang dapat diangsur selama 4 kali angsuran semesteran @ Rp. 100 juta ditambah bunga 12% per tahun atas saldo yang belum dibayar. Angsuran dilakukan tiap 1/3 dan 1/9.

Kas                                                                                    100.000.000
Wesel Hipotik                                                                   400.000.000
      Piutang-PT B                                                                                      500.000.000

Dibayar biaya penjualan sebesar Rp. 2 juta
Biaya penjualan                                                                 2.000.000       
      Kas                                                                                                      2.000.000

31 Desember 1990

Jurnal penyesuaian untuk bunga yang masih harus diterima selama 4 bulan yaitu sebesar 16 juta (4/12 * 12% * 400.000.000)

Piutang Bunga                                                                  16.000.000
      Pendapatan bunga                                                                               16.000.000

Jurnal penutup:
Keuntungan atas penjualan aktiva tetap                           100.000.000
Pendapatan bunga                                                               16.000.000
      Biaya penjualan                                                                                       2.000.000
      Ikt. R/L                                                                                               114.000.000

1 Januari 1991

Jurnal Pembalik:
Pendapatan bunga                                                             16.000.000
      Piutang bunga                                                                                     16.000.000

1 Maret 1991

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga
Kas                                                                                    124.000.000
      Wesel hipotik                                                                                      100.000.000
      Pendapatan bunga                                                                                 24.000.000

1 September 1991

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga
Kas                                                                                    118.000.000
      Wesel hipotik                                                                                      100.000.000
      Pendapatan bunga                                                                                 18.000.000

31 Desember 1991

Jurnal penyesuaian untuk bunga yang masih harus diterima selama 4 bulan yaitu sebesar 8 juta (4/12 * 12% * 200 juta)
Piutang Bunga                                                                      8.000.000
      Pendapatan bunga                                                                                8.000.000

Jurnal penutup:
Pendapatan bunga                                                               34.000.000
      Ikt. R/L                                                                                               34.000.000

1 Januari 1992

Jurnal Pembalik:
Pendapatan bunga                                                                8.000.000
      Piutang bunga                                                                                       8.000.000

1 Maret 1992

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga
Kas                                                                                    112.000.000
      Wesel hipotik                                                                                      100.000.000
      Pendapatan bunga                                                                                 12.000.000

1 September 1992

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga
Kas                                                                                    106.000.000
      Wesel hipotik                                                                                      100.000.000
      Pendapatan bunga                                                                                   6.000.000

31 Desember 1992

Jurnal penutup:
Pendapatan bunga                                                               10.000.000
      Ikt. R/L                                                                                               10.000.000

Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran

Seandainya pada soal tersebut diatas, PT B (si pembeli) tidak mampu membayar angsuran pada tanggal 1 Maret 1992 dan pihak penjual (PT A) setuju untuk membatalkan penjualan angsuran dengan menyerahkan wesel hipotik dengan saldo Rp. 200 juta dan memiliki kembali mesin tersebut. Mesin tersebut menunjukkan nilai pasar wajar sebesar Rp. 190 juta.

Mesin                                                                                190.000.000
Kerugian atas pemilikan kembali                                        10.000.000
      Wesel hipotik                                                                                      200.000.000

Jurnal untuk mencatat bunga yang tak tertagih adalah:
Kerugian atas bunga wesel hipotik yang tak tertagih           8.000.000
      Pendapatan bunga                                                                                   8.000.000

Masalah Bunga dalam Penjualan Angsuran :

  1. Bunga dihitung dari sisa kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara ini disebut: “Long end interest”

Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp. 500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran, ditambah bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo piutang (sisa harga kontrak berjalan) atau menggunakan metode “Long end interest”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:
           
  1. Bunga dihitung dari setiap angsuran yang dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian sampai tanggal jatuh tempo tiap angsuran.
Cara ini disebut Short End Interest.
Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp. 500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran, ditambah bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo angsuran pokok selama berjalannya jangka waktu angsuran atau menggunakan metode “Short end interest”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:
           
  1. Besarnya pembayaran angsuran sama, yang terdiri dari angsuran pokok + bunga yang dihitung dari saldo berjalan  harga kontrak selama jangka waktu angsuran.
Cara ini disebut Metode Anuitas.

Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp. 500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran yang sama, dan sudah termasuk bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo berjalan sis harga kontrak atau menggunakan metode anuitas”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:
           
  1. Bunga dihitung secara periodik berdasar saldo awal harga kontrak.
Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp. 500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran yang sama, belum termasuk bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo awal harga kontrak dengan jangka waktu antar periode pembayaran. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:

           
Contoh soal :
PT. ALTAR
Neraca
Per 1 Januari 2008
 

Aktiva Lancar                                                           Kewajiban Lancar                    
Kas                                            30.000.000                Utang Usaha                           20.000.000
Piutang Usaha                           25.000.000                PPN keluaran                            4.000.000
Piutang Usaha angsuran:                                             Laba kotor yang
2005                              10.000.000                ditangguhkan:     2005              4.000.000
2006                              25.000.000                                            2006              8.750.000
2007                              45.000.000                                            2007            13.500.000
Persediaan barang dagang      117.000.000                Total Kewajiban                      50.250.000
PPN masukan                              3.000.000
                                                225.000.000

Aktiva Tetap                                                              Ekuitas                                       
Tanah                                        50.000.000                Modal saham                           150.000.000
Bangunan                                  75.000.000                Laba ditahan                           168.500.000
Akumulasi Penyusutan           (11.250.000)                                                                318.500.000   
Nilai buku aktiva tetap            113.750.000                             
Total aktiva                             368.750.000                Total utang & ekuitas              368.750.000   
           
Catatan :        -  PT. Altar sebagai pengusaha kena pajak (PKP)
- Uang muka penjualan angsuran untuk suatu periode meliputi pelunasan sebagian  piutang usaha angsuran dan seluruh tagihan atas pajak pertambahan nilai transaksi selama tahun 2008, jurnal penyesuaian dan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup pada akhir periode antara lain :

1.   Penjualan tahun 2008 terdiri atas :
Penjualan tunai                                                                  Rp   27.000.000
Penjualan kredit                                                                Rp   56.000.000
Penjualan angsuran                                                           Rp 120.000.000
                                                                                    Rp 203.000.000
Pajak pertambahan nilai 10%                                            Rp   20.300.000
                                                            Jumlah             Rp 223.300.000

Harga pokok penjualan untuk :
Penjualan biasa                                                                  Rp   67.000.000
Penjualan angsuran                                                           Rp   90.000.000

2.   Penerimaan uang muka dari penjualan angsuran sebesar Rp 20.000.000 (termasuk PPN Rp 12.000.000)

3.   Pembelian barang dagang secara kredit :
      Harga beli                                                                          Rp 150.000.000
      PPN                                                                                   Rp   15.000.000
                                                                                                Rp 165.000.000

4.   Pembayaran PPN ke Kas Negara yang terdiri atas :
      PPN keluaran                                                                    Rp   20.000.000
      PPN masukan                                                                   (Rp  16.000.000)
      Jumlah yang dibayar                                                         Rp     4.000.000

5.   Penerimaan piutang sebagai berikut :
      Piutang usaha                                                                    Rp   40.000.000
      Piutang usaha angsuran 2005                                            Rp   10.000.000
      Piutang usaha angsuran 2006                                            Rp   15.000.000
      Piutang usaha angsuran 2007                                            Rp   22.000.000
      Piutang usaha angsuran 2008                                            Rp   60.000.000

6.   Pembayaran utang usaha                                                   Rp 158.000.000
      Beban operasi                                                                    Rp   22.500.000

7.   Penyusutan bangunan 5% per tahun dari harga perolehan
8.   Realisasi laba kotor atas penerimaan piutang usaha angsuran selama tahun 2008
9.   Jurnal penutup (persediaan barang dagang akhir adalah Rp 110.000.000)
10. Pajak penghasilan atas laba usaha perusahaan tahun 2008
11. Laba/rugi dipindahkan ke perkiraan laba yang ditahan
Jurnal yang diperlukan selama tahun 2008 sebagai berikut (dengan metode perpetual) :
No
Transaksi
Debit
Kredit
1.
Kas
  29.700.000


Piutang usaha
  61.600.000


Piutang usaha angsuran 2008
120.000.000


Piutang usaha angsuran-PPN
  12.000.000


      Penjualan

  83.000.000

      Penjualan angsuran

120.000.000

      PPN keluaran

  20.300.000

(mencatat penjualan tunai, kredit dan angsuran)







Harga pokok penjualan
  67.000.000


Harga pokok penjualan angsuran
  90.000.000


      Persediaan barang dagang

157.000.000

(mencatat penerimaan uang muka + PPN)






2.
Kas
  20.000.000


      Piutang usaha angsuran 2008

    8.000.000

      Piutang usaha angsuran-PPN

  12.000.000

(mencatat penerimaan uang muka + PPN)






3.
Persediaan barang dagang
150.000.000


PPN masukkan
  15.000.000


      Utang usaha

165.000.000

(mencatat pembelian barang secara kredit)






4.
PPN keluaran
  20.000.000


      Kas

    4.000.000

      PPN masukkan

  16.000.000

(mencatat pembayaran PPN ke kas negara)






5.
Kas
147.000.000


      Piutang usaha

  40.000.000

      Piutang usaha angsuran 2005

  10.000.000

      Piutang usaha angsuran 2006

  15.000.000

      Piutang usaha angsuran 2007

  22.000.000

      Piutang usaha angsuran 2008

  60.000.000

(mencatat pelunasan piutang usaha dan piutang usaha angsuran)






6.
Utang usaha
158.000.000


Beban Operasi
  22.500.000


      Kas

180.500.000

(mencatat pelunasan hutang usaha dan Beban Operasi)







Jurnal penyesuaian


7.
Beban operasi (beban penyusutan)
    3.750.000


      Akumulasi penyusutan bangunan

    3.750.000

(mencatat beban penyusutan bangunan)






8.
Penjualan angsuran
120.000.000


      Harga pokok penjualan angsuran

  90.000.000

      Laba kotor yang ditangguhkan 2008

  30.000.000

(mencatat laba kotor yang ditangguhkan)


9.
Laba kotor yang ditangguhkan 2005
    4.000.000


Laba kotor yang ditangguhkan 2006
    5.250.000


Laba kotor yang ditangguhkan 2007
    6.600.000


Laba kotor yang ditangguhkan 2008
  17.000.000


      Realisasi laba kotor

  32.850.000

(mencatat realisasi laba kotor 2005-2008)







Jurnal penutup :


10.
Realisasi laba kotor
  32.850.000


Penjualan
  83.000.000


      Harga pokok penjualan

  67.000.000

      Beban operasi

  26.250.000

      Ikhtisar L/R

  22.600.000

(menutup perkiraan nominal)






11.
Ikhtisar Laba-Rugi
  4.650.000


      Utang PPh psl 29

  4.650.000

(mencatat PPh.atas laba :



15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000



25% x Rp 12.600.000 = Rp 3.150.000



                                   Rp 4.650.000






12.
Ikhtisar R/L
  17.950.000


      Laba ditahan

  17.950.000

(memindahkan ikhtisar R/L ke laba ditahan)




Contoh soal dan penyelesaian penjualan angsuran barang bergerak.

PT. A
NERACA
Per 31 Desember 1992
(Jutaan Rp)
Kas                                                      500      Hutang Usaha                                          60
Persediaan BD                                                400      LK yg belum direalisasi th 92                  50
Piutang Usaha (biasa)                         300      LK yg belum direalisasi th 91                  40
Piutang Usaha Cicilan th 92               200      Modal Saham                                         500
Piutang Usaha Cicilan th 91               100      Laba yang ditahan                                 850
                                                         1.500                                                                  1.500

Penjualan cicilan th 92 dengan tingkat laba kotor  25% dan penjulan cicilan th 91 dengan tingkat laba kotor 40%.

Transaksi dan ayat jurnal untuk PT. A yang berhubungan dengan penjulan biasa dan penjualan angsuran th. 1993 adalah sbb:
1 Januari 1993 sampai dengan 31 Desember 1993
a.       Pembelian barang dagang secara kredit Rp. 300.000.000,-
Pembelian                                                                                300.000.000
       Hutang Usaha                                                                                   300.000.000
b.      Penjualan terdiri dari :      Tunai                                                                     400 juta
Kredit                                                                   300 juta     
               Cicilan                                                                  200 juta
                                                                                                                       
      Kas                                                                                         400.000.000
      Piutang Usaha                                                                        300.000.000
            Penjualan                                                                                             700.000.000
      Piutang Usaha Cicilan th 93                                                 200.000.000
            Penjualan Cicilan                                                                                200.000.000

c.       Menerima pembayaran dari debitur atas :                                                                        
      Piutang Usaha                                     280 juta
      Piutang Usaha Cicilan th. 93              100 juta
      Piutang Usaha Cicilan th. 92              100 juta
      Piutang Usaha Cicilan th. 91               70 juta
                                                                  550 juta
     
Kas                                                                                           550.000.000
            Piutang Usaha                                                                                     280.000.000
            Piutang Usaha Cicilan – th. 93                                                            100.000.000
            Piutang Usaha Cicilan – th. 92                                                            100.000.000
            Piutang Usaha Cicilan – th. 91                                                              70.000.000
d.      Pembayaran untuk :
Hutang Usaha                                     350 juta
-/- Potongan                                        (  3 juta)
                                                            347    juta
            Biaya operasi                                         53,5 juta
            Jumlah kas yg dikeluarkan                  400,5 juta

      Hutang Usaha                                                                        350.000.000
      B. Operasi                                                                             53.500.000
            Potongan pembelian                                                                               3.000.000
            Kas                                                                                                      400.500.000

e.       Jurnal penyesuaian.
Bila pada  th. 93 tingkat laba kotor dari penjualan adalah 50% maka Harga Pokok barang yang berkaitan dengan penjulan adalah Rp. 100 juta.

HPP Cicilan                                                                      100.000.000
      Pengiriman atas penjualan Cicilan                                                      100.000.000

f.       Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dengan HPP cicilan serta mencatat LK yang belum direalisasi.

Penjualan Cicilan                                                              200.000.000
      HPP Cicilan                                                                                        100.000.000
      LK yang belum direalisasi th. 93                                                        100.000.000

g.      Jurnal penyesuaian untuk mencatat LK yang direalisasi untuk :
            Th. 93 = 50% x 100 juta =        50 juta
            Th. 92 = 25% x 100 juta =        25 juta
            Th. 91 = 40% x   70 juta =        28 juta
                                                            103 juta
      LK yang belum direalisasi th. 93                                      50.000.000
      LK yang belum direalisasi th. 92                                      25.000.000
      LK yang belum direalisasi th. 91                                      28.000.000
            LK yang direalisasi                                                                             103.000.000

h.      Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan, pembelian , dan penyisihan atas penjualan cicilan.
Ikhtisar R/L                                                                       597.000.000
Pengiriman atas penjulan cicilan                                       100.000.000
Potongan pembelian                                                              3.000.000
      Persediaan BD (awal)                                                                                     400.000.000
      Pembelian                                                                                                        300.000.000

i.        Untuk mencatat persediaan akhir.
Persediaan BD (akhir)                                                       150.000.000
      Ikhtisar R/L                                                                                                     150.000.000
j.        Jurnal penutup akhir untuk perkiraan-perkiraan yang belum ditutup.
Penjualan (biasa)                                                               700.000.000
LK yang direalisasi                                                           103.000.000
      Biaya operasi                                                                                                     53.500.000
      Ikt. R/L                                                                                                           749.500.000
k.      Jurnal untuk mencatat pajak yang terhutang :
10% x 25 juta              =      2,5   juta
15% x 25 juta              =      3,75 juta
30% x 252,5 juta         =    75,75 juta
                                          82      juta

      Pajak penghasilan                                                                    82.000.000
           Hutang pajak penghasilan                                                                   82.000.000

l.        Jurnal untuk menutup pajak penghasilan ke Ikt. R/L.
Ikt. R/L                                                                                   82.000.000
      Pajak penghasilan                                                                                82.000.000

m.    Jurnal untuk memindahkan laba bersih ke laba yang ditahan.
Ikt. R/L                                                                                220.500.000
      Laba yang ditahan                                                                             220.500.000


Masalah tukar-tambah dalam penjualan cicilan barang bergerak.

Misalkan barang dagangan dengan harga pokok Rp. 72 juta dijual seharga Rp. 100 juta. Sebagai pengganti uang muka, maka diterima barang bekas dengan nilai tukar tambah sebesar Rp. 30 juta. Perusahaan memperkirakan biaya perbaikan barang bekas ini sebesar Rp. 2 juta dan harga jual setelah diperbaiki sebesar 25 juta. Perusahaan biasanya mengharapkan laba kotor sebesar 12% atas penjualan barang bekas.

Nilai barang tukar tambah dan selisih nilai tukar tambah dihitung sbb :
Jumlah yang ditetapkan atas tukar tambah                                                                   Rp. 30 juta
Nilai barang tukar tambah :                                                                             Rp. 25 juta
Nilai penjualannya                                                                                                                     
Dikurangi:
Biaya perbaikan                                                                            Rp.   2 juta
Laba kotor yg diharapkan atas penjualan kembali barang bekas =Rp. 3 juta                   
                                                           (Rp.  5 juta)
                                                                                                                                    (Rp. 20 juta)
Nilai tukar lebih                                                                                                            Rp. 10 juta

Jurnal untuk mencatat penjualan cicilan dengan tukar tambah ini adalah sbb :
Barang dagangan (tukar tambah)                                       Rp. 20.000.000
Nilai tukar lebih atas penj. cicilan dg tukar tambah          Rp. 10.000.000
Piutang penjualan cicilan                                                   Rp. 70.000.000
       Penjualan Cicilan                                                                              Rp. 100.000.000

HPP Cicilan                                                                    Rp. 72.000.000
       Barang dagangan                                                                             Rp.   72.000.000

Persentase laba kotor = 18 juta : 90 juta x 100%   =   20%

Masalah pembatalan penjualan angsuran barang bergerak akibat ketidakmampuan membayar.

Misalkan penjualan cicilan th. 93                                                            Rp. 200.000.000     
Tingkat LK atas penjualan cicilan th. 93                                                Rp.   50.000.000

Pada tahun ’94, seorang customer tidak mampu membayar kontrak penjualan cicilan sebesar Rp. 10 juta yang berasal dari transaksi th. 93 dan total yang telah ditagih pada th. 93 adalah Rp. 5 juta. Barang dimiliki kembali dan dinilai sebesar Rp. 2 juta.

Maka jurnal untuk mencatat ketidakmampuan membayar dan kepemilikan kembali adalah:
Barang dagangan (pemilikan kembali)                        Rp. 2.000.000
LK yang belum direalisasi th. 93                                Rp. 2.500.000
Kerugian atas pemilikkan kembali                              Rp.    500.000
       Hutang Usaha Cicilan th. 93                                                        Rp. 5.000.000

Soal 1
PT. Maryana mempunyai data mengenai penjualan angsuran barang dagangan untuk tahun : 2001, 2002, dan 2003.
Data-data tersebut adalah .

Tahun        Persentase       Piutang Angsuran       Jum. yg ditagih        Piut. Angsuran
                  Laba Kotor      1 Januari 2003             dalam th. 2003                     per 31 Des 2003
2001              30 %                    130.000.000          130.000.000                 -
2002              40 %                    150.000.000            84.000.000                   66.000.000
2003              40 %                          -                       180.000.000                 180.000.000

      Diminta :  
      Buatlah semua jurnal yang diperlukan pada th. 2003.


Soal 2
Pada tanggal 1 April 2000, PT. Noki menjual sebidang tanah seharga Rp. 500 juta Harga Pokok tanah tersebut sebesar  Rp. 300 juta.
Perjanjian pembayaran disetujui sbb :
·         Dibayar  Rp. 50 juta.
·         Sisanya diterbitkan hipotik. Bunga hipotik 12% dibayarkan bersamaan dengan angsuran setiap 1 April dan 1 Oktober, dimulai 1 Oktober 2000. Tiap-tiap angsuran pokok sebesar Rp. 150 juta.
Pada saat terjadinya transaksi penjualan, PT Noki membayar biaya-biaya berupa komisi, biaya akte hipotik dll sebesar Rp. 600.000,-

Diminta :
Buatlah jurnal dalam pembukuan PT. Noki, bila :
a.       Laba dari penjualan angsuran diakui pada periode terjadinya penjualan.
b.      Laba dari penjualan angsuran diakui sebanding dengan penerimaan pembayaran.










4 komentar:

  1. Kami adalah sebuah organisasi hukum yang diciptakan untuk membantu
    Orang-orang yang membutuhkan bantuan, seperti bantuan keuangan.

    Jadi jika Anda atau Anda berada dalam kesulitan keuangan di
    kekacauan keuangan, dan Anda perlu uang untuk memulai bisnis Anda
    itu sendiri, atau Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi utang atau membayar Tagihan Anda, memulai bisnis yang baik, atau telah meminjam
    Kesulitan lebih dari bank lokal, hubungi kami hari ini

    E-mail:
    glantpaydayloanfirm@gmail.com


    Aplikasi pinjaman berupa:


    Nama: _________
    Alamat: _________
    Negara: _________
    Pekerjaan: _________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: __________
    Tujuan: _________
    pinjaman duration__________
    Penghasilan bulanan: _________
    Telepon: _________

    Silahkan hubungi kami melalui e-mail

    E-mail kami: glantpaydayloanfirm@gmail.com

    BalasHapus
  2. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009

    BalasHapus
  3. Maaf,mau tanya jawaban soal latihan 1.2 ada gak ya
    Terima kasih

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 PA' JECKTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.